Hello everybody, finally aku bisa meng-update blog ini lagi, tanggal 21 kemarin aku dan rombongan gereja pergi ke Salib Kasih Tarutung Sumatera Utara, Keberangkatan dimulai pukul 02.00 WIB pagi dari Lubuk Pakam, Perjalanan memakan waktu selama 7 jam.
Kebosanan pun mulai melanda diriku, tapi keceriaan para jemaat didalam Bus menambah keceriaanku.
Sesampainya di tarutung bus yang kami tumpangi pun berhenti di persimpangan jalan menuju salib kasih, mobil bus tidak diperbolehkan untuk memasuki jalan ini, oleh karena itu kami pun menyewa beberapa buah angkot yang sudah tersedia di simpang itu.
Wow ternyata perjalanan dari simpang tersebut menuju ke Salib Kasih sangat luar biasa, kami harus melewati beberapa tanjakan yang sangat terjal, bisa dibilang tidak sembarangan supir bisa mengemudikan mobil menaiki tanjakan ini, aku dan beberapa jemaat lainnya terkejut melihat sang supir yang begitu lihai mengendarai mobil.
Sesampainya di pintu masuk Salib Kasih kami pun menyempatkan diri untuk meregangkan urat kaki kami, lalu kemudian kami menuju loket pembayaran untuk membayar karcis masuk ke Salib Kasih, berhubung saya bukan panitia di perjalanan ini jadi saya tidak menanyakan berapa biaya masuk ke salib kasih.
Di dalam jalan menuju ke salib kasih terpampang patung Pdt Ingwer Ludwig Nommensen, seorang Pdt dari Jerman yang memberitakan Injil ke tanah batak, kabarnya Nomensen inilah yang mengajak orang batak untuk memeluk agama Kristen.
Ternyata jalan yang harus dilalui dari tempat loket karcis menuju puncak salib kasih tak semudah yang aku bayangkan, aku juga harus mendaki bukit untuk mencapai puncak salib kasih, tapi pendakian bukit ini tak seburuk perjalanan ku menuju air terjun dwi warna.
Udara yang begitu sejuk, kabut yang tidak begitu tebal, membuat panorama layaknya diluar negeri, dipertengahan jalan banyak terlihat beberapa tempat peristirahatan sehingga jika ada orang yang kelelahan berjalan bisa beristirahat di situ, begitu juga dengan beberapa jemaat kami yang sedang kelelahan mereka pun menyempatkan diri untuk beristirahat disitu.
Dan Tada akhirnya perjuangan ku tidak sia-sia, akhirnya aku sampai juga di Salib Kasih, hatiku tergugah ketika dari jauh aku telah melihat tugu salib yang begitu besar. dari sana aku pun melihat pemandangan kebawah, wah sangat indah sekali, kota Tarutung terlihat begitu kecil dari atas sana.
Konon katanya Pdt Ingwer Ludwig Nommensen berdiri dari puncak ini, dan menatap ke arah kota tarutung dan mempersiapkan strategi untuk memulai pengabaran Injil, banyak rintangan dan tantangan yang di hadapi oleh Pdt Ingwer Ludwig Nommensen ketika melakukan pengabaran Injil, and as we know, usaha pak Pdt Ingwer Ludwig Nommensen, tidak sia-sia dia berhasil melakukan pengabaran Injil tersebut.
Sehingga tempat bukit ini dibuat untuk mengenang Pdt Ingwer Ludwig Nommensen, di tempat ini juga dibangun beberapa rumah do'a, jadi buat orang yang mempunyai pergumulan dalam hidupnya bisa berdo'a di sini.
Aku juga menyempatkan berdo'a di sini, aku mendo'akan keluargaku, mama ku, Jodohku, dan someone yang lagi sakit diluar sana.
O iya aku jadi lupa deh kegiatan yang aku dan jemaat gereja lakukan disana, sesampainya disana kami mengadakan kebaktian singkat, setelah selesai kebaktian singkat beberapa jemaat juga menyempatkan diri untuk berdo'a dirumah do'a, sementara yang lain mengenang moment ini dengan berfoto ria.
Tak terasa waktu juga yang memisahkan kami, kami pun harus pulang dan melanjutkan kegiatan kami lainnya.
Sampai disini dulu ya postingan aku kali ini sampai ketemu di postingan ku berikutnya.
No comments:
Post a Comment