a Digital Strategist Love Traveling & Lifestyle Blogger in Medan

Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Hallo pembaca setia blog badia nggak kerasa ya udah sekitar 4 bulan Gunung Sinabung batuk-batuk, sampai-sampai hingga sekarang ini masih terus mengeluarkan Abu Vulkanik dan Pijaran Larva, agak mengerikan sih, namun dibalik erupsinya gunung sinabung banyak orang yang berdatangan ke Kabanjahe ataupun kesekitar daerah kaki Gunung Sinabung untuk mengabadikan momen dengan gunung itu, salah satunya saya sendiri menyempatkan beberapa kali bahkan pada malam hari untuk melihat pijaran larva yang dimuntahkan oleh Gunung Sinabung.
Begitu dahsyat pijaran larvanya, sampai-sampai sudah 27.000an orang mengungsi dibuatnya, pernah juga suatu siang ketika badia melintasi desa perteguhen dengan teman-teman Gunung Sinabung pun mengeluarkan Abu Vulkaniknya, bisa dibilang ini merupakan pengalaman pertama badia melihat kejadian itu seperti itu secara langsung, sungguh mengerikan melihat Abu Vulkanik yang begitu banyak keluar dari Gunung Sinabung itu.

Bukannya takut dengan Abu Vulkanik yang telah dikeluarkan oleh Gunung Sinabung, tapi kami dan banyak orang lainnya malah mengabadikan momen ini, ada yang berfoto dengan berlatar belakang kedahsyatan Abu Vulkanik Sinabung, ada yang bersedih, intinya banyak perasaan campur aduk pada saat itu.
Seiring dengan bertebarannya Abu Vulkanik di Tanah Karo maka sebagian besar penghasilan tanaman para petani disana gagal total, semua tanaman hancur, padi gagal panen, tanaman jeruk pun mati, tanaman kopi juga mati, intinya semua tanaman baik sayuran dan lain-lain yang sudah siap panen semuanya mati alias gagal panen.
Kalau sudah gagal panen tentunya sudah tidak ada lagi dong yang namanya uang masuk para pengungsi, walaupun di pengungsian para pengugsi sudah diberikan makanan yang layak namun mereka juga harus memikirkan cara untuk membiayai anak-anaknya yang sedang bersekolah atau pun yang sedang berkuliah diluar kota.
Berada selama 4 bulan di pengungsian tanpa melakukan aktivitas apa pun membuat para pengungsi bosan, oleh kerena itu beberapa pengungsi yang ladangnya sudah ditutupi oleh lahar dingin memikirkan bagaimana cara mereka untuk bisa membiayai perkuliahan ataupun sekolah anak-anak mereka yang berada di luar kota, jadilah para pengungsi membuat beberapa karya tangan yang kemudian bisa dijual dan uangnya bisa menambah pemasukan dan bisa menjadi uang tambahan untuk membayar biaya sekolah ataupun kuliah anak-anak mereka.

Ibu-ibu di pengungsian sedang membuat kerajinan tangan yang disebut anyaman
Yang menjadi permasalahan sekarang adalah terkendala didalam hal pemasaran, karya-karya tangan yang sudah dibuat oleh ibu-ibu di pengungusian belum terjual secara sempurna dalam arti belum banyak orang yang membelinya, oleh karena itu melalui postingan ini badia mengajak teman-teman untuk ikut ambil bagian untuk membeli karya-karya tangan ibu-ibu di pengungsian sinabung, berikut ini foto-foto hasil karya dari ibu-ibu di pengungsian sinabung.

Ini dinamakan Sumpit sebuah tempat yang biasanya diisi beras 
Harga sumpit ini untuk ukuran yang paling besar berkisar Rp.40.000,- , untuk ukuran sedang Rp.35.000,- , dan untuk ukuran yang paling kecil di hargai Rp. 25.000,- , buat pemesanan bisa menghubungi Pdt Agustinus Purba, S.Th di nomor telepon 081389230745, dengan membeli karya ibu-ibu di pengungsian sinabung berarti kita telah membantu perekonomian mereka.
Well sampai disini dulu ya postingan badia kali ini sampai ketemu dipostingan berikutnya

1 comment:

  1. bantu sinabung dengan aksi do'a dan dana harus segera

    ReplyDelete

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib